Pertengahan Pebruari 2020 Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) mulai mewabah
di Indonesia. Pada pertengahan Maret 2020, Mendikbud mengeluarkan kebijakan
dengan program belajar dari rumah. Dengan keluarnya kebijakan tersebut para
guru kebingungan bagaimana cara melaksanakan program belajar dari rumah. Mereka
berjuang keras agar belajar dari rumah terlaksana sesuai kondisi masing-masing
sekolah.
Untuk
melaksanakan pembelajaran dari rumah melalui pembelajaran jarak jauh merupakan
tantangan tersendiri bagi guru. Guru harus memastikan bahwa seluruh peserta didik yang
menjadi asuhannya benar-benar mendapatkan layanan belajar dengan baik.
Pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan melalui dalam jaringan (daring) atau online maupun melalui pembelajaran luar
jaringan (luring) atau offline.
7 tantangan guru
dalam melaksanakan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
1.
Penguasaan
Teknologi.
Pada
era sekarang ini pembelajaran jarak jauh lebih identik dengan pembelajaran
secara daring. Platform-platform teknologi pembelajaran secara daring sangat
banyak seperti WhatsApp (WA), Google Form, Google Classroom, Zoom, Ruang Guru, Rumah Belajar, TVRI, Youtube dan lain-lain. Guru bisa
memanfaatkan semua itu untuk melakukan pembelajaran jarak jauh.
Tantangan yang dihadapi sebagaimana
diungkapkan oleh Gogot Suharwoto dari Pusat Data dan Teknologi Informasi
Kemendikbud, beliau mengatakan bahwa saat ini
teknologi masih sulit masuk di ruang-ruang kelas, disebabkan masih banyaknya
guru-guru yang gagap teknologi (gaptek).
“Kompetensi TIK jumlah
guru yang akrab dengan teknologi tak sampai 50 persen dari total guru yang ada.
Itu terlihat dari pemetaan yang teranyar,” kata Gogot.
Melihat
kenyataan di atas maka penguasaan teknologi bagi para guru menjadi tantangan
besar. Guru perlu terus meningkatkan kemampuan teknologinya dalam pembelajaran
baik secara online atau saat
pembelajaran di kelas. Pada dasarnya untuk penguasaan teknologi pembelajaran
tidaklah sulit, kemauan untuk belajar itu yang diperlukan. Dalam situasi
sekarang ini, guru tidak perlu harus menguasai seluruh platform tekologi
pembelajaran. Mereka bisa memilih platform teknologi mana saja yang akan
dimanfaatkan untuk pembelajaran daring. Tentunya disesuaikan dengan kondisi
lingkungan masing-masing seperti kemampuan peserta didik dalam penggunaan
aplikasi serta perangkat yang dimiliki.
Masa
pandemi Covid-19 bisa dijadikan momentum untuk bangkit dalam penguasaan
teknologi pembelajaran. Sehingga pasca wabah Covid-19 penggunaan teknologi pembelajaran
di kelas juga meningkat.
2.
Sarana.
Dalam
pelaksanaan pembelajaran secara online, sarana pendukung menjadi sebuah
keniscayaan. Tanpa adanya sarana pendukung, pembelajaran secara online tidak
mukin bisa terlaksana. Sarana untuk melakukan pembelajaran online diantaranya handphone
Android, tablets, komputer/lapto. Tantangan dalam pembelajaran online yang
berkaitan dengan sarana diantaranya: 1) Seberapa banyak sekolah memiliki sarana
untuk mendukung pembelajaran online untuk guru, 2) Seberapa banyak guru yang
memiliki sarana yang mendukung pembelajaran online, 3) Seberapa banyak peserta
didik yang memiliki sarana untuk pelaksanaan pembelajaran online.
3.
Jaringan
Internet.
Setiap
kegiatan yang berbasis online tentunya memerlukan jaringan internet. Setiap
daerah tentunya memiliki tantangan berbeda berkaitan dengan jaringan internet.
Pada daerah yang jaringan internetnya lemah maka proses pembelajaran secara
online akan terganggu. Pengadaan
jaringan internet tidak bisa dilakukan oleh sekolah karena jaringan internet bergantung
kepada provider penyedia jasa. Yang bisa dilakukan oleh sekolah bila sinyal
internet lemah adalah pengadaan alat penguat sinyal.
4.
Pembiayaan.
Pembelajaran
jarak jauh yang menggunakan media online sudah pasti memerlukan biaya. Semakin
sering penggunaan kegiatan online, maka semakin banyak biaya yang harus
dikeluarkan. Tantangan tentang pembiayaan antara lain 1) Apakah sekolah
menganggarkan dana untuk pengisian pulsa atau kuota internet bagi para guru, 2)
Bila kemampuan sekolah rendah dalam pembiayaan, apakah guru memiliki kemampuan
untuk membiayai sendiri kegiatan pembeajaran online, 3) Apakah orang tua siswa
memiliki kemampuan untuk pengadaan kuota internet dalam pembelajaran online
bagi anaknya.
5.
Siswa.
Siswa sebagai obyek
pembelajaran memegang peran penting dalam keterlaksanaan pembelajaran jarak
jauh melalui daring. Kemampuan siswa dalam penggunaan teknologi sangat
diperlukan. Tantangan bagi siswa adalah bagi siswa yang belum menguasai
teknologi. Guru tentunya harus mencari jalan keluar untuk memecahkan tantangan
tersebut, misalnya meminta bantuan kepada orang tua untuk mendampingi,
berkelompok dengan teman yang menguasai teknologi dan sebagainya.
6.
Dukungan
Orang Tua.
Program belajar dari
rumah yang dilakukan saat ini sangat membutuhkan dukungan orang tua. Dukungan
dapat diberikan berupa pengawasan terhadap belajar anak, membantu memecahkan
masalah belajar, mendampingi anak saat belajar, penyediaan perangkat belajar
online serta biaya pengadaan pulsa atau kuota internet. Tantangannya adalah
sejauhmana dukungan orang tua siswa terhadap program belajar dari rumah. Guru
diharapkan mampu menjalin komunikasi dengan baik bersama para orang tua siswa.
Dengan komunikasi yang baik, diharapkan orang tua siswa akan memiliki kesadaran
penuh terhadap program belajar dari rumah bagi anaknya.
7.
Kunjungan
rumah.
Kunjungan
rumah merupakan alternatif terakhir bila pempelajaran secara online saat
pandemi Covid-19 tidak terlaksana. Kunjungan rumah adalah guru mengunjungi
peserta didik ke rumah-rumah. Guru menyampaikan materi dan memberikan tugas-tugas yang akan dikerjakan
peserta didik untuk beberapa hari ke depan. Setiap peserta didik tentunya tidak
bisa dikunjungi setiap hari, bisa 3 hari sekali atau bahkan seminggu sekali
sesuai kondisi. Kunjungan rumah dimaksudkan untuk memastikan bahwa setiap
peserta didik mendapatkan pelayanan pembelajaran. Kunjungan rumah dilakukan
kepada peserta didik yang tidak memiliki akses untuk pembelajaran secara
daring.
Tantangan
yang dihadapi dalam kunjungan rumah antara lain 1) Guru takut tertular virus
corona, 2) Jarak rumah antar siswa berjauhan, 3) Jarak rumah siswa jauh dari
sekolah, 4) Terbatasnya alat pelindung diri, 5) Biaya transportasi saat kunjungan
rumah, 6) Letak geografis yang sulit dan sebagainya.
Tantangan guru pada masa
pandemi Covid-19 untuk melaksanakan program belajar dari rumah pada
kenyataannya tentu lebih banyak dari yang diungkapkan di atas. Semua tantangan yang
ada tentunya bukan untuk dihindari tetapi untuk dihadapi dan dicarikan solusi.
Keberhasilan seorang guru pada masa pandemi Covid-19 ini adalah bila bisa
menaklukkan segala tantangan yang dihadapi dengan mencarikan solusi. Solusi
terbaik adalah solusi yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. Solusi
digunakan untuk memastikan setiap peserta didik mendapatkan pelayanan yang baik
dalam belajar dari rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar